Di dalam psikologi, tentunya membahas tentang hubungan antara individu dengan individu lainnya yang tidak akan pernah terpisahkan selama hidupnya (makhluk sosial), melalui kepribadian dan bagaimana kepribadiaan itu dibentuk sacara sosial, dari hasil perkembangan psikologis. Hal ini juga berkaitan dengan hubungan antara ibu dengan anak serta keluarganya, juga hubungan batin diantara ibu dan anaknya yang sangat kuat.
Beberapa tokoh dunia yang meneliti dan mengembangkan teori tentang hubuungan ibu dan anak ini diantaranya; Teori Melani Klein, Paranoid-Skizoid yaitu tentang Kehidupan Psikis Bayi; Teori John Bowlby, Theory Attachment yaitu Tentang Kecemasan Terhadap Perpisahan; Teori Mary Ainsworth, Strange Situation. Berikut penjelasannya :
A. Teori Melanie klein (1882-1998)
Bernama asli melanie reizes klein lahir tanggal 30 maret 1882 di winn, austria. Melanie klein adalah wanita yang mengembangkan teori yang mennekankan pada konsep pengasuhan dan hubungan penuh cinta kasih antara orang tua dan anak walaupun demikian ia sendiri tidak mengalami hubungan yang seperti itu dengan anak perempuanya, melitta. Perpecahan antara ibu dengan putrinya ini terjadi diawal kelahiran putrinya. Melitta adalah anak pertama dari tiga bersodara. Ia lahir dari orang tua yang sebenaranya tidak saling mencintai. Saat melitta berusa 15 tahun, orang tuanya berpisah dan melitta menyalahkan ibunya atas perpisahan ini, juga atas perceraian mereka yang terjadi kemudian. Semakin melitta dewasa hubunganya dengan ibunya semakin tidak harmonis terutama ketika melitta menikahi walter schmideberg seorang analisis lain yang sangat berlawanan dengan klein. Cerita mengenai melanie klein dan anaknya menimbulkan prespektif baru yang menekankan bahwa teori relasi objek betul betul menempatkan pentingnya hubungan ibu dengan putrinya.
Teori relasi objek
Teori relasi objek merupakan bagian dari teori freud mengenai teori insting, tetapi penyebabnya berbeda setidaknya dalam tiga hal. Pertama, teori relasi objek tidak terlalu menekankan dorongan dorongan biologis dan lebih menekankan pada pentingnya pola yang konsisten dalam hubungan interpersonal. Kedua, kebalikan dari teori freud yang bersifat paternalistis dan menekan pada kekuatan dan kontrol ayah, teori relasi objek cenderung lebih maternal dengan menekankan ke intiman dan pengasuhan ibu. Ketiga, teori relasi objek umumnya lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif utama tingkah laku manusia bukan kesenangan seksual.
Secara lebih spesifik dijabarkan bahwa teori mengandung banyak makna sesuai dengan jumlahnya. Sebagai gambaran, mahler menganggap penting kemampuan mempertahankan diri pada bayi untuk mencapai otonomi dan indra mengenai diri sendiri. Kohud lebih menekankan pada pembentukan diri sendiri, sedangngkan bowlby menekankan tahapan pemisahan kecemasan dan aisworth lebih kepada daya kedekatan.
Jika klein disebut sebagai ibu dari teori relasi objek, maka freud adalah ayahnya. Tujuan dan objek berdampak pada faktor psikologis walaupun kelihatanya tiap dorongan yang berbeda mempunyai tujuan masing masing, namun tujuan dasar keduanya selalu sama yaitu untuk mengurangi ketegangan dengan mencapai kesenangan, dalam istilah freudian, manusia adalah objek suatu dorongan, bagian dari seseorang atau sesuatu yang dapat membuat tercapainya suatu tujuan. Klein dan teori relasi objek lainya memualai dari asumsi dasar yang di kemukakan freud tersebut.kemudian mereka berspekulasi mengenai bagaiman kenyataan atau khayalan seorang bayi di awal hubungan dengan ibunya atau dengan payudara ibunya. Juga bagaimana keduanya menjadi model dari hubungan interpersonalnya dimasa datang.
Meskipu klein terus menyebut dirinya sebagai freudian, namun ia melanjutkan teori psikoanalisnya di luar batasan yang telah di tetapkan oleh freud. Dilain pihak, freud sendiri cenderung mengabaikan klein.
1. Kehidupan psikis pada bayi
Dalam kehidupan psikis bayi klein lebih menekankan pada pentingnya 4 sampai 6 bulan pertama. Baginya seorang bayi tidak memulai hidupnya sebagai individu yang kosong. Bayi membawa predisposisi untuk mengurangi pengalaman kecemasan yang dihasilkan oleh dorongan insting hidup dan insting mati. Kesiapan bayi untuk bertindak atau bereaksi seperti yang diharapkan secra filogenetis merupak faktor bawaan, sebuah konsep yang juga disetujui oleh freud.
a. Fantasi
Fantasi atau khayalan hidup yang aktif dimiliki oleh seorang bayi sejak ia lahir. Fantasi ini merupakan representasi psikis dari ketidak sadaran insting id yang tidak bisa dicampur adukan dengan fantasi kesadaran yang dimiliki oleh anak anak dan dewasa. Ketika klein (1932) menulis mengenai dinamika kehidupan fantasi pada bayi, ia tidak mengatakan bahwa bayi yang baru kahir bisa merangkum pemikiranya melalui kata kata. Maksudnya adalah bahkan sejak masih sangat kecil, bayi memiliki gambaran ketidak sadaran dari “baik” dan “buruk”. Contohnya perut penuh adalah baik; perut kosong tidak baik. Selanjutnya, klein mengemukakan bahwa bayi yan tertidur saat sedang mengisap jarinya sedang berfantasi bhwa ia mengisap punting payudara ibunya yang baik.
Seiring dengan berkembangnya sang bayi fantasi ketidaksadaran yang muncul belakangn ini di bentuk melalui kenyataan yang dialami dan predisposisi bawaan. Salah satu daripreposisi adalah qedifus complex atau keinginan anak untuk menghancurkan salah satu orang tuanya dan untuk terlibat secara seksual dengan orang tuanya.
b. Objek
Manusia mempunyai dorongan bawaan atau insting, termasuk insting kematian. Dorongan-dorongan tersebut berupa objek dan objek-objek tersebut adalah dorongan lapar untuk mendapatkan payudara baik, dorongan berhubungan badan dan memiliki organ seksual, juga lainnya. Klein (1948) yakin bahwa pada sejak masa bayi awal, anak sudah berkaitan dengan objek-objek eksternal ini, dan kemudian mulai berminat pada wajah dan tangan yang dapat memenuhi kebutuhan untuk mereka. Dalam khayalan aktifnya bayi mengintroyeksi atau mencapai struktur psikis pada objek-objek eksternal, termasuk penis ayahnya, tangan dan wajah ibunya, serta bagian tubuh lainnya.
1. Posisi-posisi (Paranoid-Skizoid)
Klein memilih istilah “posisi” daripada “tahapan perkembangan” untuk mengindikasikan bahwa posisi dapat maju dan mundur. Posisi bukanlah merupakan periode perkembangan dalam rentan waktu tertentu dalam pase kehidupan manusia. Meskipun ia menggunakan label-label psikiatris atau patologis klein bertujuan menempatkan posisi untuk mewakili pertumbuhan dan perkembangan normal. Dua posisi yang dikemukakannya adalah posisi paranoid-schizoid dan posisi depresif.
a. Posisi paranoid-schizoid
Menurut klein bayi mengembangkan posisi paranois-schizoid ketika berusia 3-4 bulan. Pada saat ini, egonya mempersepsi dunia eksternal sebagai dunia yang subjektif dan fantastis, bukan objektif dan nyata.
Cirri-Ciri Diagnostic Dari Kepribadian Paranoid
• Kecurigaan dan ketidakpercayaan yang pervasive terhadap orang lain
• Curiga bahwa orang lain sedang mengeksploitasi, mencalakai dan menipunya
• Preokupasi dengan keragu-raguan yang tidak beralasan terhadap loyalitasteman atau teman-teman sejawatnya
• Kecenderungan untuk membaca adanya maksud merendahkan atau mengancam yang tersembunyi di balik ucapan manis seseorang
• Menyimpan dendam atas penghinaan, cedera dan kebohongan yang pernah diterimanya
• Mempersepsi adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya bagi orang lain sama sekali tidak ada
• Kecurigaan tanpa alasan yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitra seksualnya telah berselingkuh
• Tidak muncul secara eksklusif dengan skizofrenia, gangguan suasana perasaan dengan fitur –fitur psikotik, atau gangguan psikotik lainnya.
Cirri-Ciri Diagnostic Gangguan Kepribadian Schizoid
• Menggambarkan orang yang memiliki sedikit minat, bila ada, dalam hubungan sosial, menunjukkai dan ekspresi emosi yang terbatas, serta tampak jauh dan menjaga jarak
• Pola pelepasan diri dari hubungan sosial dan ragam ekspresi emosi terbatas, yang dimulai pada masa dewasa awal
• Kurangnya keinginan untuk menikmati hubungan dekat
• Hamper selalu memilih aktivitas-aktivitas soliter
• Kurang memiliki sahabat atau teman karib di luar anggota keluarga batihnya
• Tampak tidak peduli terhadap pujian maupun kritik dari orang lain
• Menunjukkan sikap dingin atau lepas secara emosional
• Tidak muncul secara eksklusif dengan skizhofrenia atau gangguan-gangguan lainnya
b. Posisi depresif
Saat usia lima atau enam bulan bayi mulai dapat melihat objek eksternal secara utuh dan melihat terdapat kebaikan sekaligus keburukan pada seseorang pada saat ini bayi mengembangkan gambaran yang lebih realistis sebagai individu yang indevenden dan dapat melakukan kebaikan dan keburukan.
2. Mekanisme
Klein mengemukakan bahwa sejak awal masa bayinya anak dapat mengadopsi beberapa mekanisme pertahanan psikis untuk melindungi perasaan yang berasal dari kecemasan sadistis oral mengenai payudara-payudara sebagai objek yang menyenangkan dan sangat membantunya di sisi yang lain. Untuk mengontrol kecemasan ini, bayi menggunakan beberapa mekanisme pertahanan diri, seperti :
• Introyeksi (introjection) adalah khayalan yang diperoleh bayi mengenai persepsi dan pengalaman mereka dengan objek eksternal yang asalnya dari payudara ibu.
• Proyeksi (projection) proyeksi merupakan khayalan yang dirasakan oleh seseorang dan impuls-impuls yang sebetulnya dipindahkan pada orang lain, tidak berasal dari dalam diri sendiri.
• Pemisahan (splitting) bayi hanya dapat mengatur aspek baik dan buruk serta objek eksternal dengan cara memisahkan impuls-impuls yang tidak sesuai.
• Identifikasi proyektif (projectif identification) merupakan mekanisme pertahanan psikis dimana bayi memisahkan bagian dari diri mereka yang tidak dapat diterimanya. Hasil pemisahan ini kemudian diproyeksikan menjadi objek lain.
3. internalisasi
internalisasi adalah memasukan teori eksternal, kemudian diolahnya menjadi kerangka kerja yang bekerja secara psiko logis. Teori kleinian menekankan tiga internalisasi penting yang pertama; ego (sifat mementingkan diri sendiri); superego (perasaan inferior dan perasaan bersalah), oedipus complex (kebutuhan dasar melalui tahap falik atau tahap oral,anal, dan gential)
seperti yang diungkapkan oleh Freud, Klein berasunsi bahwaanak perempuan dann laki-laki mengalami Oedipus complex secara berbeda pada perkembangannya :
• Perkembangan Oedipal pada Perempuan yaitu terjadi pada fase feminimitas
• Perkembangan Oedipal pada Laki-laki yaitu terjadi saat fase maskulinitas
Pandangan Selanjutnya Mengenai Relasi Objek
Sejak pemikiran Melanie Klein yang menggambarkan teori relasi objek dengan sangat jelas dan kuat, ada beberapa orang yang mengembangkan dan memodifikasi teori ini. Di antaranya adalah Margaret Mahler, Heinz Kohut, John Bowlby, dan Mary Ainsworth.
B. Teori Attaccgment (John Bowlby 1907-1990)
Pada tahun 1959an, bowlby tidak puas dengan prespektif relasi objek, terutama pada kurangnya teori motivasi dan kurang empirisnya teori relasi objek. Berbekal pengetahuanya tentang teori etologi dan teori evolusioner (terutama gagasan konrad lorenz mengenai kedekatan awal pada sosok ibu), yang menyadari bahwa teori relasi objek bisa terintergrasi dalam satu prespektif yang evolusioner. Teori kedekatan (attachment theory bowlby juga berangkat dari pemikiran psikoanalitis dengan masa kanak kanak sebagai titik awalnya dan meramalkan kehidupan dewasanya. Oleh karena itu, bowlby beragumentasi bahwa peneliti perlu mengkaji masa kanaka kanaka secara langsung dan tidak bersandar padahal yang sudah ada secara retrospektif pada orang dawasa.
Teori kedekatan ini berdasarkan pada pengamatan bowlby tentang tahapan kecemasan dari perpisahan (separation anxiety). Ada tiga tahap pada separation anxiety diantaranya :
1. Ketika pengasuh mereka tidak terlihat bayi akan menangia dan akan menolak ditenangkan leh orang lain erta mencari cari pengasuh mereka. Tahap ini disebut Tahap protes.
2. Tahap putus asa atau despair, yaitu tahap yang menunjukan reaksi bayi ketika terpisah dari pengasuhnya bayi akan menjadi diam pasif dan masa bodoh.
3. Keunikan yang hanya terjadi pada manusia yaitu tahap melepaskan ( detachment ) pada tahap iini bayi mulai bisa melepaskan orang lain secara emosional termaksud pengasuhnya..
Hubungan ketergantungan ini berperan sangat penting antara pengasuh dengan bayinya. Selain itu asumsi teori kedekatan adalah suatu hubungan yang mengikat menjadi terinternalisasi dan bertindak sebagai contoh mental bagi hubungan persahabatan dan cinta di masa depan. Gaya kedekatan (attechment style) merupakan suatu hubungan antara dua orang bukan sebuah karakter yang di berikan kepada bayi oleh pengasuhnya akan tetapi hubungan ini merupakan hubungan dua arah baik bayi maupun pengasuhnya harus responsif satu sama lain.
C. Theory Maria Ainsworth dan Teori Strange Situation (1919 – 1999)
Ainsworth dan rekan rekanya menemukaan 3 sekala kedekatan, yaitu rasa aman , cemas dan menolak juga cemas dan menghindar. Pada kedekatan rasa aman bayi merasa gembira dan antusias ketika kontak dengan ibu terjadi. Pada kedekatan cemas menolak (anxious-resistant), bayi bersifat ambifalen. Ketika ibu pergi mereka kesal dengan cara yang khas namunketika ibu kembali mereka berusaha membina kontak sekaligus menolak kedekatan dengan ibunya. Pada kedekatan ini bayi memberi pesan bertolak belakang. Kemudian gaya kedekatan yang ketiga adalah cemas menghindar (anxious avoidant). Pada gaya kedekatan ini bayi tetap tenang ketika ibu pergi dan menerima kehadiran orang asing. Ketika ibu mereka pergi mereka cenderung mengabaikna dan menghindari ibu.
D. Teori Margaret Mahler, Psychological Birth (1897-1985)
Lahir di Sopron, Hongaria. Ia mendapat gelar kedokteran dari University of Yenna pada tahun 1923. Gagasan Mahler berasal dari observasinya terhadap perilaku anak yang terganggu dalam interaksi dengan ibunya. Kemudian, ia mengobservasi bayi-bayi normal yang sudah mulai dekat dengan ibunya selama 36 bulan pertama kehidupannya ( Mahler,1952). Menurut Mahler, kelahiran psikologis (psychological birth) adalah seorang anak bisa menjadi individu yang terpisah dari pengasuh utamanya (ibunya), dan pencapaian ini mendorong munculnya kepekaan atas identitas (sense of identify).
Untuk mencapai kelahiran psikologi dan individu, seorang anak melewati serangkaian proses yang terdiri dari 3 tahap perkembangan mayor dan 4 subtahap (Mahler, 1967, 1972 ; Mahler, pine, dan Bergman, 1975). Tahap perkembangan mayor yang pertama adalah autisme normal (normal autism), yang berlangsung dari lahir hingga usia 3 atau 4 tahun. Untuk menggambarkan tahap autism normal, Mahler meminjam analogi freud (1911 atau 1958) yang membandingkan kelahiran psikologi dengan telur burung yang tidak menetas.
Tahap kedua adalah tahap perkembangan simbiosis normal (normal symbiosis) dimulai sekitar 4 sampai 5 minggu dan mencapai puncaknya pada usia 4 sampai 5 bulan. Selama masa ini “bayi berprilaku dan berfungsi layaknya ia dan ibunya adalah sistem omnipotent satu kesatuan dalam satu batasan umum” (Mahler, 1967, hlm 741). Jika dianalogikan dengan telur burung maka pada saat ini cangkang telur sudah mulai retak, namun membran psikologis dalam membentuk hubungan simbiosis masih melindungi janinnya.
Tahap perkembangan mayor yang ketiga adalah pemisahan individusi (separation-individuation), yang berlangsung pada usia 4 atau 5 bulan sampai pada usia 30 sampai 36 bulan. Pada masa ini anak-anak mengalami pemisahan secara psikologis dari ibunya, mencapai perasaan individuasi dan mulai mengembangkan identitas personal. Mereka mengalami delusi omnipotence dan mulai menghadapi ketakutan mereka terhadap ancaman eksternal karena ia dan ibunya tidak lagi bersatu.
Mahler membagi tahap pemisahan individuasi kedalam 4 subtahap yang tumpng tindih. Pertama adalah tahap diferensiasi, terjadi disekitar usia 5 sampai 7 bulan hingga usia 10 bulan. Tahap ini ditandai oleh suatu pemisahan pada orbit simbiotik antara bayi dan ibunya. Mahler mengamati respons bayi, pada usia ini yang tersenyum kepada ibunya menandakan sesuatu ikatan yang spesifik pada orang lain.
Pada usia sekitar 16 sampai 25 bulan, anak-anak kembali mengalami kedekatan (rapprochement) dengan ibu mereka, dan menginginkan ibunya untuk kembali mendekatkan diri bersama-sama, baik secara fisik maupun psikologis. Akan tetapi, pada tahap rapprochement, mereka lebih menunjukkan kecemasan karena terpisah dengan ibunya dibanding pada tahap sebelumnya. Meningkatnya keterampilan kognitif mereka membuat lebih sadar akan terjadinya oemisahan ini sehingga mereka mencari cara lain untuk memperoleh kedekatan kembali yang pernah dialami dengan ibu. Oleh karena itu, pada usia anak anak sering kali bertengkar dengan ibu mereka. Kondisi ini disebut krisis rapprochment.
Sub tahap terakhir dari proses pemisahan individuasi adalah objek kesetiaan instan (libidinal objek konstensi) terjadi ketika anak anak berusia 3 tahun. Pada masa ini anak membuat representasi tentang siapa ibunya secara konstan di dalam dirinya.hal ini dilakukan agar dapat memaklumi perpisahan dengan ibunya. Jika mereka tidak mengembangkanya maka mereka akan menjadi ketergantungan terhadap ibunya agar tetap merasa aman. Disamping itu anak anak harus memperkuat identitas mereka. Hal ini bertujuan agar mereka tetap merasa aman tanpa ibu mereka dan dapat mengembangkan relasi objek lainya (maghler dkk ; 1975). Kekuatan teori maghler terletak pada uraianya yang elegan mengenai kelahiran psikologis yang di buat bersama rekan rekanya dengan empiris antara hubungan ibu dan anak. Meskipun banyak dari teorinya berdasarkan pada reaksi bayi pada masa sebelum dapat berbicara (praverbal), namun gagasan ini dapat dengan mudah diterapkan apada segala umur. Setiap kesalahan yang dibuat 3 tahun pertama dari kelahiran psikologis,dapat mengakibatkan regresi menuju tahap dimana belum tercapainya pemisahan dari ibu dan pemahan terhadap identitas diri.
KESIMPULAN
Teori relasi objek merupakan teori insting dengan tiga penyebab. Pertama, teori relasi objek tidak terlalu menekankan dorongan dorongan biologis dan lebih menekankan pada pentingnya pola yang konsisten dalam hubungan interpersonal. Kedua, bersifat paternalistis dan menekan pada kekuatan dan kontrol ayah, teori relasi objek cenderung lebih maternal dengan menekankan ke intiman dan pengasuhan ibu. Ketiga, teori relasi objek umumnya lebih memandang kontak dan hubungan sebagai motif utama tingkah laku manusia bukan kesenangan seksual.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
ini diambil dari buku atau yang lainnya? tolong sertakan daftar pustaka :D
Posting Komentar